Wadaikaltim.id, ITALIA – Gelombang besar aksi solidaritas terhadap rakyat Gaza mengguncang Italia pada Jumat (3/10/2025). Ratusan ribu pekerja dari berbagai sektor turun ke jalan dan menggelar mogok nasional menentang tindakan Israel yang mencegat armada kemanusiaan Global Sumud Flotilla di Laut Tengah.
Demonstrasi berlangsung serentak di sejumlah kota besar seperti Roma, Milano, dan Napoli. Massa aksi menuntut pemerintah Italia agar mengambil sikap tegas terhadap krisis kemanusiaan di Gaza dan tidak berdiam diri di tengah penderitaan warga sipil Palestina.
Kementerian Dalam Negeri Italia melaporkan ada sekitar 400 ribu peserta aksi di 29 lokasi, namun serikat pekerja mengklaim jumlahnya mencapai lebih dari satu juta orang.
“Pemerintah, terutama (pemerintah) Italia, tidak mengambil tindakan terhadap apa yang terjadi di Gaza,” ujar Francesca, seorang dosen yang ikut aksi di Roma.
“Kami di sini untuk menyampaikan bahwa sudah waktunya untuk turun tangan dan menyelesaikan masalah,” tambahnya seperti dikutip BBC.
Di ibu kota, pengunjuk rasa mendirikan tenda di luar Stasiun Termini yang mereka namai “Piazza Gaza”. Sebagian massa bahkan memblokir ruas jalan tol dengan mengibarkan bendera Palestina raksasa dan menyalakan suar sambil meneriakkan, “Kami blokir semuanya.”
Aksi serupa juga terjadi di kota lain. Di Pisa, para demonstran sempat menerobos landasan pacu bandara dan menghentikan penerbangan sementara. Di Napoli, pekerja pelabuhan menutup akses keluar-masuk pelabuhan, sedangkan di Turin, massa menarik pembatas logam ke jalur kereta api sebagai bentuk perlawanan simbolik.
Gerakan ini mencerminkan meningkatnya solidaritas publik di Eropa terhadap rakyat Palestina yang masih terjebak dalam blokade dan serangan militer. Para peserta aksi mendesak pemerintah Italia dan Uni Eropa segera “menghentikan kekerasan serta membuka akses bantuan kemanusiaan tanpa batas.”
Aksi ini dipicu oleh serangan Israel terhadap armada Global Sumud Flotilla yang membawa bantuan makanan dan medis untuk Gaza. Kapal tersebut diketahui mengangkut politisi dan aktivis Eropa, termasuk lebih dari 40 warga Italia.
Sementara itu, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni menilai pemogokan tersebut tidak efektif dan justru merugikan masyarakat Italia. “Aksi ini tidak akan memajukan perjuangan Palestina, hanya mengganggu kehidupan warga Italia,” ujarnya.
Wakil Perdana Menteri Matteo Salvini bahkan menyebut aksi itu ilegal dan mengancam akan memberikan sanksi kepada penyelenggara.
Selain di Italia, gelombang protes serupa juga terjadi di sejumlah kota Eropa seperti Den Haag dan Madrid. Fenomena ini memperlihatkan bagaimana konflik di Timur Tengah memicu solidaritas lintas negara dan menekan pemerintah Eropa untuk mengambil langkah diplomatik yang lebih berpihak pada kemanusiaan.








