Wadaikaltim.id, DENPASAR – Kasus meninggalnya mahasiswa Universitas Udayana (Unud) bernama Timothy Anugerah terus menjadi sorotan publik. Mahasiswa tersebut ditemukan tewas setelah diduga terjatuh dari lantai empat Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) pada Rabu, 15 Oktober 2025.
Namun, proses penyelidikan yang tengah dilakukan kepolisian sempat diwarnai perbedaan keterangan antara aparat dan pihak kampus, khususnya terkait kondisi kamera pengawas (CCTV) di lokasi kejadian.
Kapolsek Denpasar Barat, Kompol Laksmi Trisnadewi, menjelaskan bahwa pihaknya menghadapi kendala teknis karena sebagian kamera pengawas di gedung FISIP sudah lama tidak berfungsi.
“Kami sudah jelaskan, ada CCTV di lobi yang merekam saat korban masuk ke dalam gedung dan saat korban terjatuh,” ucap Kompol Laksmi.
“Namun memang di lantai 4 itu ada CCTV, tapi CCTV-nya rusak. Kami sudah koordinasi oleh pihak kampus juga, kerusakan CCTV di lantai 4 itu diperkirakan sudah dari 2023,” sambungnya.
Kondisi tersebut, kata Laksmi, membuat pihaknya tidak memiliki rekaman visual yang memperlihatkan aktivitas korban sebelum terjatuh. Meski demikian, polisi menegaskan penyelidikan masih berlanjut dengan memeriksa berbagai barang bukti serta hasil autopsi.
Sementara itu, pihak Universitas Udayana membantah keterangan polisi mengenai kerusakan CCTV di gedung FISIP. Ketua Unit Komunikasi Publik Unud, Dewi Pascarini, menyatakan seluruh perangkat kamera pengawas masih berfungsi dan telah diperiksa langsung oleh pihak kampus.
“Kalau saya cek hasil CCTV ada kok, kalau saya tidak mengatakan kepolisian salah, saya sudah cek sendiri dan itu hasilnya ada,” kata Dewi Pascarini, dikutip dari akun Instagram @fakta.indo, Rabu (22/10/2025).
Ia menjelaskan, rekaman CCTV menunjukkan sosok Timothy berjalan di lorong lantai empat sebelum pergerakannya tidak lagi terekam karena posisi kamera yang tidak menjangkau seluruh area. Menurut Dewi, seluruh hasil rekaman telah diserahkan kepada penyidik untuk diteliti lebih lanjut.
Saat ini, polisi masih mengumpulkan keterangan tambahan, termasuk memeriksa kondisi psikologis korban sebelum peristiwa terjadi. Meski terjadi perbedaan keterangan terkait kondisi CCTV, baik pihak kampus maupun kepolisian sama-sama menyatakan komitmennya untuk mengungkap fakta sebenarnya secara terbuka.
Tragedi yang menimpa mahasiswa Unud itu kini menjadi perhatian luas. Publik berharap proses penyelidikan dapat segera memberikan kejelasan agar tidak muncul spekulasi yang menyesatkan dan merugikan semua pihak, terutama keluarga korban.


















