Wadaikaltim.id, BALIKPAPAN – Ketua Komisi IV DPRD Balikpapan, Gasali, menyoroti munculnya kasus seorang pelajar SMA di Balikpapan yang diduga terpapar paham radikalisme hingga mampu merakit bom. Ia menekankan perlunya koordinasi erat antara pihak sekolah dan orang tua dalam memantau perkembangan siswa.
“Dalam pendidikan itu ada dua ruang. Saat anak berada di sekolah, tanggung jawab ada pada guru. Tetapi ketika di luar sekolah, pengawasan kembali ke orang tua. Karena itu komunikasi antara wali murid dan pihak sekolah harus lebih intens,” tegas Gasali, Jumat (3/10/2025).
Gasali juga menekankan agar perubahan perilaku anak diperhatikan sejak awal.
“Informasi adanya siswa yang terpapar radikalisme tentu menjadi peringatan bagi kita semua. Ke depan pengawasan harus lebih diperketat, baik di sekolah maupun di rumah,” tambahnya.
Sebelumnya, Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud, mengonfirmasi adanya pelajar yang terindikasi terpapar paham radikal. Menurutnya, media sosial menjadi salah satu saluran penyebaran ideologi berbahaya tersebut.
“Memang ada informasi yang kami dapat, anak usia sekolah di Balikpapan tersangkut paham radikal, bahkan bisa merakit bom. Inilah pentingnya pengawasan orang tua,” kata Rahmad.
Ia menegaskan bahwa media sosial, yang seharusnya menjadi sarana belajar, justru bisa menjadi jalan masuknya paham radikal.
“Kalau kita lengah, anak-anak bisa salah menggunakan informasi dari berbagai sumber. Benteng pertama anak adalah keluarga,” jelasnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Balikpapan, Irfan Taufik, memastikan kasus tersebut memang terjadi, meski ia menolak membeberkan identitas pelajar maupun sekolah terkait.
“Iya benar, ada satu orang pelajar. Tapi sekolahnya kami rahasiakan. Yang jelas anak itu sudah ditangani,” pungkas Irfan.


















